Bincang-bincang Santai Pegiat Air dan Lingkungan Pentahelix
Untuk pelestarian Air Tanah di Cekungan Air Tanah Pasuruan Barat
Pentingnya pemahaman terhadap kondisi sumber daya air menjadi fokus utama dalam pra-workshop yang bertujuan membahas gangguan neraca air tanah. Kegiatan ini bertujuan mengenalkan pentahelix dan membentuk task force untuk pelestarian air tanah di Cekungan Air Tanah (CAT) Pasuruan Bagian Barat.
Pada Sharing Session dan Penanaman Bibit di Alas Pinggan Coffee Shop, hari Selasa, 21 Desember 2021,sebanyak 24 peserta dari berbagai instansi berpartisipasi, seperti, UPTD SDA TR Pandaan, Forum DAS Pasuruan, Perhutani, PT Tirta Investama, PT Wahyu Manunggal Sejati, CV Exis Mandiri Nusantara, LSM Satu Daun, LSM Cempaka, LMDH Keluraha Ledug, dan Warta Bromo.
Dalam rapat, muncul isu-isu kritis terkait biofisik, sosial ekonomi, dan kelembagaan di wilayah tersebut. Dalam aspek biofisik, tanah andosol dengan top soil menipis menjadi perhatian, disertai dengan cepatnya infiltrasi tanah. Di bidang sosial ekonomi, pengambilan air tanah tanpa izin di Pandaan dan Prigen merugikan petani, sementara pemahaman tanaman semusim di Cekungan Air Tanah (CAT) Pasuruan Barat masih perlu diperkuat. Perburuan burung yang membakar hutan di Sumber Mata Air Gubisan juga menjadi ancaman.
Sementara itu, aspek kelembagaan mencatat kurangnya pengawasan terhadap pengambilan air untuk keperluan domestik di sapras irigasi dan minimnya koordinasi antar lembaga terkait. Oleh karena itu, pentahelix sepakat untuk membentuk task force guna mengatasi permasalahan yang ada.
Hasil pra-workshop menunjukkan bahwa banyak peserta menyadari kurangnya keterlibatan instansi terkait dalam pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) di Pandaan dan Prigen. Maka dari itu, penting adanya gugus tugas Sub-DAS untuk melakukan pengawasan dan pengelolaan SDA. Hasil ini akan disampaikan kepada kepala daerah dan jajarannya sebagai langkah konkret untuk meningkatkan pelestarian air tanah di Pasuruan Bagian Barat.